Senin, 21 November 2011

Dejavu Putih Abu-Abu

Lagi-lagi tawuran antar pelajar terjadi di Kota Padang. Sepertinya mereka tidak jera, padahal sanksi telah diberikan Dinas Pendidikan dan Polresta Padang. Tawuran pelajar itu terjadi di Ruang Terbuka Hijau Imam Bonjol, Rabu (19/10) sekitar pukul 13.30 WIB.
Faktor utama terjadinya tawuran itu, dendam para pelajar yang tidak pernah habis. Sepertinya pendidikan yang diberikan oleh guru di sekolah masih kurang maupun perhatiannya kepada murid. Kedua pelajar yang berhasil diringkus itu adalah Putra, 17, pelajar SMK Duafa, Idris Anwarsyah, 16, SMK Muhammadiyah.
Idris kepada Singgalang mengatakan karena pernah diperas oleh pelajar SMK 5 Padang, SMA Labor, SMA Taman Siswa, SMA Bukit Barisan, SMA Pertiwi II, dan SMA PGRI 6. “Saya dendam kepada mereka pak. Sebelumnya saya pernah dikeroyok dan diperas oleh mereka, semenjak itu saya berniat akan menghabiskan mereka,” kata Idris di Mapolresta Padang.
Idris mengaku, aksi penyerangan terhadap pelajar SMK 5 Padang tersebut belum sempat dilakukannya, karena sudah diketahui masyarakat yang berusaha menangkap mereka. Ketika ditanya oleh anggota SPKT Polresta Padang, Idris memberikan keterangan yang berbelit-belit kepada petugas. Awalnya, ia mengaku bernama Andre Rinaldi dari SMK Kosgoro dengan alamat di Padang Sarai. Namun ketika ditanya lebih lanjut, barulah diketahui identitas aslinya.
Namun, aksi pelajar SMK Muhammadiyah 1 Padang, berhasil diketahui oleh masyarakat dan anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang ada di lokasi kejadian. Dari belasan pelajar yang terlibat dalam tawuran tersebut, tertangkap dua orang pelajar. Keduanya kemudian dibawa ke Polresta Padang untuk diberikan pembinaan dan pengarahan.
Selain itu, di sebuah buku yang ada di dalam tas Idris, ditemukan kalimat yang menyampaikan rasa dendamnya terhadap pelajar sekolah lainnya. Tulisan tersebut menyatakan bahwa SMK Muhammadiyah 1 Padang adalah yang terbaik yang akan membasmi enam pelajar sekolah lainnya. Yaitu, SMK 5 Padang, SMK Labor, SMK Taman Sis wa, SMA Bukit Barisan, SMA Pertiwi 2 dan SMA PGRI 6.
Dikatakan Idris, ia sudah tiga kali terlibat dalam tawuran. Namun, baru kali ini dirinya tertangkap polisi. Tapi, dari pihak kepolisian sendiri mengaku, penangkapan kemarin yang kedua kalinya dilakukan terhadap Idris.
Sementara itu Putra, mengaku tidak terlibat dalam tawuran tersebut. Saat tawuran berlangsung, ia tengah menunggu angkot untuk pulang ke rumahnya.
“Saya lagi menunggu angkot di halte lapangan Imam Bonjol untuk pulang ke Aia Pacah. Tiba-tiba saya malah ditangkap dan dibawa ke sini (Polresta),” kata Putra.
KA SPKT Polresta Padang Ipda D. P. Simangunsong kepada Singgalang mengatakan, penangkapan dua pelajar ini berawal dari laporan dari salah seorang warga yang datang ke Polresta melaporkan adanya tawuran di sekitar halte lapangan Imam Bonjol.
“Mendapatkan laporan tersebut, kita kemudian menurunkan anggota untuk mencegah terjadinya tawuran tersebut dan berupaya mengamankan pelajar yang terlibat,” kata Simangunsong.
Koordinator Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Padang, Muslim B kepada Singgalang mengatakan, bila kedua pelajar ini terbukti bersalah, akan diberhentikan dari sekolah. “Bila terbukti, sesuai edaran yang telah disampaikan, mereka akan dipulangkan kepada orangtuanya,” tegas Muslim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar